Tuesday, July 23, 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

A. PEMIKIRAN REFLEKTIF TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN COACHING

    Dalam modul 2.3, saya mempelajari supervisi akademik yang berfokus pada pengembangan kompetensi individu di sekolah. Pendekatan yang digunakan dalam supervisi ini adalah coaching, yang didasarkan pada tiga prinsip utama: kemitraan, proses kreatif, dan optimalisasi potensi.

Prinsip-Prinsip Coaching

1. Kemitraan

    Coaching dibangun di atas dasar hubungan kemitraan yang setara antara coach dan individu yang dibimbing, di mana keduanya bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Proses Kreatif

    Coaching mendorong individu untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi inovatif untuk tantangan yang dihadapi.

3. Maksimalisasi Potensi

    Tujuan utama dari coaching adalah untuk membantu individu mencapai potensi penuh mereka, baik dalam hal keterampilan profesional maupun personal.

Kompetensi Inti dalam Coaching

Untuk menjadi coach yang efektif, ada beberapa kompetensi inti yang harus dimiliki:

1. Kehadiran Penuh (Presence)

    Seorang coach harus sepenuhnya hadir dalam setiap sesi, memberikan perhatian penuh dan mendukung individu yang dibimbing.

2. Mendengarkan Aktif

    Coach harus mampu mendengarkan dengan seksama, memahami konteks, dan menangkap esensi dari apa yang disampaikan.

3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot

    Coach harus mampu mengajukan pertanyaan yang mendalam dan bermakna, yang dapat mendorong refleksi dan pemikiran kritis.

Alur Percakapan Berbasis Coaching TIRTA

Percakapan berbasis coaching mengikuti alur TIRTA yang terdiri dari:

1. Tujuan

    Menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik untuk sesi coaching.

2. Identifikasi

    Mengidentifikasi tantangan, peluang, dan sumber daya yang relevan untuk mencapai tujuan.

3. Rencana Aksi

    Mengembangkan rencana aksi yang konkret dan realistis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Tanggung Jawab

    Menetapkan tanggung jawab dan akuntabilitas untuk melaksanakan rencana aksi tersebut.

Tahapan Supervisi Akademik

Supervisi akademik melibatkan tiga tahapan utama:

1. Pra Observasi (Perencanaan) 

    Tahap ini melibatkan perencanaan dan persiapan sebelum observasi dilakukan. Ini termasuk menetapkan tujuan observasi dan menyusun rencana tindakan.

2. Observasi (Pelaksanaan)

    Pada tahap ini, observasi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun, dengan fokus pada mengumpulkan data dan informasi yang relevan.

3. Pasca Observasi (Tindak Lanjut) 

    Setelah observasi, dilakukan tindak lanjut yang melibatkan analisis data yang dikumpulkan, serta memberikan umpan balik dan dukungan untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.

Dengan pendekatan coaching yang tepat, supervisi akademik dapat menjadi alat yang efektif untuk mengembangkan kompetensi diri dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.


EMOSI-EMOSI YANG DIRASAKAN
TERKAIT PENGALAMAN BELAJAR

1. Cemas

    Sebelum mengetahui isi materi dalam modul ini, saya sedikit cemas karena khawatir tidak mampu dalam memahami dan mengaplikasikannya.

2. Tertarik

    Setelah mempelajari dalam eksplorasi konsep, saya mulai tertarik untuk mendalami isi dari modul ini.

3. Senang

    Saya merasa senang ketika mampu  melakukan praktik coaching bersama rekan CGP dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual

4. Optimis

    Saya optimis untuk mampu mengaplikasikannya disekolah tempat saya mengajar

APA YANG SUDAH BAIK TERKAIT KETERLIBATAN DIRI  DALAM  PROSES BELAJAR

    Saya merasa telah melakukan beberapa hal dengan baik yang berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar, khususnya dalam konteks praktik coaching menggunakan alur TIRTA dan prinsip-prinsip coaching. Berikut adalah beberapa pencapaian saya:

  1. Kolaborasi Efektif dengan Rekan CGP:

    • Saya berhasil bekerja sama dengan rekan-rekan sesama Calon Guru Penggerak (CGP) saat mempraktikkan proses coaching. Kolaborasi ini berjalan dengan baik, memungkinkan kami untuk berbagi ide, saling memberi umpan balik, dan belajar dari pengalaman masing-masing.
  2. Praktik Coaching Menggunakan Alur TIRTA:

    • Saya mampu mengikuti alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab) secara konsisten dalam sesi coaching. Ini membantu dalam memastikan bahwa setiap sesi coaching terstruktur dengan baik dan berfokus pada hasil yang diinginkan.
  3. Penerapan Prinsip-Prinsip Coaching:

    • Saya menerapkan prinsip-prinsip coaching seperti kemitraan, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi dalam setiap sesi. Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberdayakan bagi coachee.
  4. Peran yang Fleksibel dalam Ruang Kolaborasi:

    • Saya berhasil berperan dengan baik sebagai coach, coachee, dan observer dalam berbagai sesi. Fleksibilitas ini membantu saya memahami proses coaching dari berbagai perspektif dan meningkatkan keterampilan saya secara menyeluruh.
      • Sebagai Coach: Saya fokus pada mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
      • Sebagai Coachee: Saya terbuka terhadap umpan balik, reflektif, dan proaktif dalam mengidentifikasi serta merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan.
      • Sebagai Observer: Saya memberikan observasi yang obyektif dan memberikan umpan balik yang berharga untuk membantu rekan-rekan saya berkembang.

APA YANG PERLU DIPERBAIKI TERKAIT DENGAN
KETERLIBATAN DIRI DALAM PROSES BELAJAR

    Yang perlu diperbaiki adalah kemampuan dalam mengajukan atau membuat pertanyaan berbobot agar dapat menggali informasi permasalahan pada diri coachee sehingga dapat menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi serta kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik.

KETERKAITAN TERHADAP KOMPETENSI DAN KEMATANGAN DIRI PRIBADI

    Setelah saya mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervisi akademik, kompetensi saya sedikkt mulai berkembang ditandai dengan kemampuan untuk mempraktikan proses coaching menggunakan alur TIRTA baik sebagai coach, coachee, maupun observer. Saat saya mempraktikan proses coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan rasa emosi sehingga muncul kematangan berpikir dan bertindak agar sesuai dengan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif. dan memaksimalkan potensi.

B. ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI DALAM KONTEKS CGP 

MEMUNCULKAN PERTANYAAN KRITIS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KONSEP MATERIDAN MENGGALINYA LEBIH JAUH

    Bagaimana agar prinsip coaching dapat diterapkan dalam kegiatan supervisi di sekolah? Prinsip coaching dapat diterapkan jika kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang coaching dalam supervisi akademik dan mau mengaplikasikannya. Kegiatan supervisi jangan hanya bertujuan sebagai bagian penilaian guru saja. namun supervisi harus dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi akademik guru sehingga tidak hanya melakukan observasi kelas saja tapi harus ada percakapan pra observasi dan pasca observasi. Dalam percakapan pra observasi kepala sekolah harus mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan oleh guru, sedangkan saat pasca observasi kepala sekolah memberikan umpan balik/tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi kelas yang dilakukan guru.

MENGOLAN MATERI YANG DIPELAJARI DENGAN PEMIKIRAN
PRIBADI SENINGGA TERGALI WAWASAN (INSIGHT) BARU

    Coaching dalam supervisi akademik dapat berpengaruh dalam terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar dapat terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid maka guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran harus memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif saja namun juga harus memahami karakter dan sosial emosional murid, dengan demikian tujuan coaching dalam supervisi akademik untuk mengembangkan kompetensi guru agar dapat meningkatkan kinerja dan terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid.


MENGANALISIS TANTANGAN YANG SESUAI DENGAN KONTEKS
ASAL CGP (BAIK TINGKAT SEKOLAH MAUPUN DAERAH)

1. Tantangan terberat adalah menyeragamkan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik kepada komunitas sekolah.

2. Supervisi akademik masih menjadi sebuah hal yang mengkhawatirkan bagi sebagian teman sejawat meskipun kepala sekolah sudah melakukan teknik coaching dengan akur tirta.

MEMUNCULKAN ALTERNATIF SOLUSI TERHADAP
TANTANGAN YANG DIIDENTIFIKASI

1. Alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh komunitas sekolah saat kegiatan rapat guru agar terjadi penyeragaman persepsi tentang makna supervisi akademik.

2. Solusi selanjutnya adalah dengan memberikan pemahaman kepada rekan sejawat bahwa kegiatan supervisi akademik bukan hanya fokus pada penilaian kinerja namun pada peningkatan kemampuan diri kita sebagai guru

C. MEMBUAT KETERHUBUNGAN

PENGALAMAN MASA LALU

    Saya sering di supervisi oleh kepala sekolah namun membuat saya khawatir dan sedikit cemas karena berpikir bahwa supervisi yang dilakukan adalah untuk melakukan penilaian kinerja saya. Saya merasa bahwa supervisi yang dilakukan hanya berfokus untuk mengetahui kemampuan saya dalam mengajar. Saya tidak memahami bahwa supervisi yang dilakukan berbasis pengembangan kemampuan dan potensi yang saya miliki serta refleksi terkait proses pembelajaran yang telah saya lakukan.

PENERAPAN DI MASA MENDATANG   

    Kedepan kegiatan supervisi harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif. dan memaksimalkan potensi.

KONSEP ATAU PRAKTIK BAIK DARI MODUL LAIN YANG TELAH DIPELAJARI

Modul 2.1 Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa dikelompokkan berdasarkan kebutuhan belajarnya untuk mengoptimalkan potensi mereka. Demikian pula, dalam praktik coaching, tujuan utamanya adalah memaksimalkan potensi coachee sehingga mereka dapat menemukan solusi sendiri untuk masalah yang dihadapi.

Modul 2.2 Dalam pembelajaran sosial emosional, teknik STOP dan mindfulness digunakan untuk menciptakan suasana yang kondusif. Teknik ini juga penting dalam coaching, di mana seorang coach harus menerapkannya untuk menjaga fokus dan kehadiran penuh selama proses coaching.


INFORMASI YANG DIDAPAT DARI ORANG ATAU SUMBER LAIN DILUAR BAHAN AJAR PGP

    Supervisi akademik dengan coaching model TIRTA dapat menjadi strategi inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah. Supervisi akademik yang dilakukan melalui proses bimbingan dari coach atau kepala sekolah terhadap coachee atau guru melalui alur percakapan TIRTA mampu membuat guru nyaman dalam mengidentifikasi kekurangan dan potensi yang dimiliki untuk dapat dimaksimalkan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

SETIANINGSIH, E., & HANIF, M. . (2024). SUPERVISI AKADEMIK DENGAN COACHING MODEL TIRTA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran 4(2), 60-70. https://doi.org/10.51878/educational.v4i2.2891

diakses pada tanggal 23 Juli 2024

No comments:

Post a Comment