LK 3.1
MENYUSUN BEST PRACTICE
Oleh:
Buadanani
PPG DALAM
JABATAN KATEGORI 1
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
Pendekatan Saintifik Terintegrasi Project Based Learning (PJBL) dalam
Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Ekspresif
pada Anak Usia 5 – 6 Tahun
di TK Negeri Pembina Kandis
Kabupaten Siak Provinsi Riau
Lokasi |
TK Negeri Pembina Kandis-Kabupaten
Siak-Riau |
Lingkup Pendidikan |
PAUD |
Tujuan yang ingin dicapai |
Mengembangkan kemampuan berbahasa
ekspresif pada Anak usia 5 -6 Tahun di TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten
Siak Provinsi Riau |
Penulis |
Buadanani |
Tanggal |
18 September 2022 |
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah,
mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan
tanggung jawab anda dalam praktik ini. |
Keterampilan berbahasa sangat
dibutuhkan bagi semua individu. Peserta didik merupakan individu yang
tentunya membutuhkan komunikasi dengan orang-orang disekitar.
Hal ini disebabkan keterampilan
berbahasa merupakan modal untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sosial
dan karakter peserta didik. Bahasa ekspresif merupakan bagian dari kemampuan
berbahasa yang berpengaruh
secara signifikan pada perkembangan peserta didik. Bahasa ekspresif merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan apa yang
menjadi keinginannya. Bahasa merupakan bentuk utama
dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila seseorang mengadakan
hubungan dengan orang lain
(Sari,
F., Suardana, I. M., & Zainuddin, M,
2020). Anak yang sedang tumbuh dan berkembang
mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui bahasa dengan
kata-kata yang mempunyai makna, sehingga anak harus mampu mengolah kalimat
sederhana untuk membantu mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Mulai
dari melakukan interaksi
satu sama lain,
melakukan pembelajaran dan perkembangan(Eliza, 2021). Menurut Heriana,
H., Herman, H., & Zainuddin, I. (2021) Kemampuan berbahasa anak merupakan hal penting dalam melakukan kegiatan bermain
pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini pada pasal 5
tertulis bahwa program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain. Sebagai pendidik yang merupakan pelaksana dalam proses pembelajaran,
tentunya memiliki peranan dan tanggung jawab untuk melakukan perubahan metode
ataupun pendekatan dalam proses pembelajaran. Pendidik dapat menerapkan
strategi pembelajaran bervariasi yang menunjang kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan pada peserta didik. Berbagai strategi
pembelajaran dapat diterapkan diiantaranya adalah pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran saintifik pada anak usia dini mengubah
paradigma dari teacher center
menjadi student center. Peserta didik tidak lagi
dianggap sebagai tokoh pasif yang hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh
pendidik. Namun peserta didik
mendapatkan kesempatan untuk luwes dan aktif dalam proses pembelajaran. Project Based Learning adalah pendekatan
pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip contructivis, problem
solving, inquiri riset, integrated studies dan menekankan pada aspek kajian
teoritis dan aplikasi (Sari
& Zulfah, 2017). Project Based
Learning merupaka model pembelajaran yang diawali dengan
tahapan mengumpulkan informasi berupa gagasan dan pertanyaan anak-anak sesuai
dengan topik yang dipilih lalu dikembangkan menjadi kegiatan belajar dan
eksplorasisehingga adanya kegiatan komunikasipadapeserta didik. Berawal dari identifikasi
masalah yang terjadi pada proses pembelajaran yaitu ditemukan minimnya
kemampuan berbahasa ekspresif pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu metode
pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif dan inovatif menjadikan
proses belajar mengajar menjadi beban yang memberatkan bagi peserta didik. Hal tersebut ditandai dengan tidak tersedianya
kegiatan main yang menfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan
berbahasa ekpresif, kegiatan main yang disediakan lebih dominan pada mengerjakan lembar
kerja dan tidak adanya pemberian waktu khusus untuk menceritakan hasil karya
yang telah dibuat. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penting adanya
dilakukan perbaikan terkait permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan
praktik dengan judul “Pendekatan Saintifik
Terintegrasi Project Based Learning
(PJBL) dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Ekspresif pada Anak Usia 5 – 6 Tahun di
TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau” |
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat, |
Untuk mencapai tujuan
praktik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif melalui pendekatan
saintifik paa anak usia 5 – 6 tahun di TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten
Siak Provinsi Riau terdapat beberapa tantangan. Beberapa tantangan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut : 1.
Bagaimana
menyusun kegiatan main menyenangkan yang dapat mengoptimalkan kemampuan
berbahasa ekspresif pada peserta didik.
2.
Media
apa yang menarik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif pada
peserta didik. 3.
Metode
pembelajaran apa yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan
berbahasaekspresif pada peserta didik. Untuk menjawab tantangan
tersebut, maka perlu adanya masukan dan saran dari berbagai pihak. Adapun
pihak yang terlibat adalah : orangtua peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, kepala sekolah, pengawas, pakar yang ahli dibidang pendidikan
anak usia dini (dosen ,praktisi), dosen pengampu dan guru pamong serta
teman-teman mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan angkatan 1
Universitas Khairun Ternate. |
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa
saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini |
Langkah-langkah yang
dilakukan untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan yaitu melakukan
konsultasi dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas dan pakar.
Konsultasi dilakukan dengan melakukan wawancara. Selain itu penulis juga
melakukan kajian literatur terkait permasalahan yang dihadapi, menganalisis
hasil wawancara dan kajian literatur sehingga memperoleh kesimpulan solusi
yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan. Setelah memperoleh solusi
untuk melaksanakan aksi maka penulis menyusun rencana aksi berupa perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Adapun topik (Tema/sub
tema/sub-sub tema) pada aksi ini adalah tanaman buah pisang. Strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran
yaitu menggunkan pendekatan SAINTIFIK dengan mengintegrasikan model pembelajaran
PJBL (Project Bassed Learning) serta
mengaitkan pembelajaran dengan TPACK menggunakan media audio visual,
menghadirkan benda nyata terkait tema,
menciptakan kegiatan main yang mengakomodir agar adanya komunikasi
yang maksimal antara guru dan peserta didik, menggunakan media tambahan
berupa permainan tebak ekspresi wajah sehingga peserta didik termotivasi
untuk berbicara ketika melihat media yang menarik berbentuk wajah. Langkah Pendekatan
Saintifik: 1.
Mengamati Pada kegiatan ini, pendidik bersama dengan peserta
didik mengamati video terkait topik serta mengamati benda asli yaitu buah
pisang. 2.
Menanya Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menanyakan apa yang telah diamati serta menstimulasi peserta didik
untuk menanyakan topik kegiatan main yang akan dilakukan. 3.
Mengumpulkan
Informasi Peserta didik mencoba untuk mengumpulkan informasi terkait
topik setalah melakukan kegiatan mengamati dan menanya. Menggabungkan
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang didapatkan. 4.
Mengasosiasikan Anak mengasosiasikan pengetahuan yang telah diterima
melalui kegiatan bermain yaitu : membuat sate pisang, menemukan huruf yang
hilang untuk membentuk kata pisang, menghias pola daun dan buah pisang
menggunakan cara kolase dengan bahan daun pisang berwarna coklat, kuning dan
hijau. 5. Mengkomunikasikan Guru memberikan kesempatan kepada
Anak untuk menampilkan dan mempresentasikan hasil proyek yang telah dibuat di
depan kelas. Langkah PJBL: 1.
Menentukan
pertanyaan mendasar Guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait topik
atau tema pembelajaran. 2.
Mendesain
Perencanaan Proyek Tahap yang dilakukan pada saat ini adalah
bersama-sama dengan peserta didik membahas terkait tata cara kegiatan
permainan yang akan dilakukan. 3.
Menyusun
Jadwal Pendidik dan peserta didik menyusun jadwal dengan
cara menentukan berapa kesempatan main dalam satu jenis kegiatan (4 orang
dalam 1 jenis kegiatan) dan mebaca aturan bermain bersama-sama. 4.
Memonitor
Kemajuan Proyek Pendidik melakukan pendampingan selama peserta didik
mengerjakan kegiatan main dengan mengajak berkomunikasi seperti “ apa rencana
warna yang digunakan untuk kolase?, “ mau memilih pola yang mana?”,
“menggunakan jenis pisang apa untuk membuat sate pisangnya? 5.
Menguji
Hasil Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menceritakan langkah-langkah dalam membuat proyek seperti bagaimana
cara membuat sate pisang. 6.
Evaluasi
Pengalaman Pada langkah ini, pendidik merefleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan memberikan pertanyaan 5 W +
1 H. Untuk
mengembangkan bahasa ekspresif peserta didik memerlukan cara yang sesuai dengan tahap karakteristik perkembangannya. Penulis menutup
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan permainan “ tebak ekspresi wajah”
menggunakan media yang dibuat sendiri. Dalam melakukan aksi tentu
banyak sekali yang terlibat yaitu sebagai berikut: 1.
Peserta
didik 2.
Orangtua
Murid 3.
Pendidik
(rekan sejawat) 4.
Tenaga
Kependidikan 5.
Kepala
Sekolah |
Refleksi Hasil dan
dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah
yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain
terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan
atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut |
Pelaksanaan aksi berdampak
positif pada lingkungan sekitar. Adapun dampak dari aksi yang dilakukan
adalah sebagai berikut: 1.
Bagi
pendidik Setelah menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik terintegrasi PJBL dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif pada anak usia 5 – 6 tahun dengan
hasil yang efektif. Menjadikan hal yang memotivasi pendidik untuk menerapkan
pendekatan saintifik terintegrasi PJBL dalam mengoptimalkan aspek perkembangan lainnya. 2.
Bagi
Rekan Sejawat Sebagai acuan dan inspirasi strategi dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas masing-masing. 3.
Bagi
Peserta Didik Peserta didik aktif berkomunikasi dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut terlihat peserta didik antusias untuk berbicara
saat proses pembelajaran. Peserta didik berlomba-lomba untuk menyampaikan
hasil yang telah diamati melalui adanya penggunaan TPACK (menggunakan laptop
untuk menonton video terkait tema), peserta didik juga antusias untuk
menceritakan langkah-langkah proyek yang telah dilakukan “membuat sate pisang “ serta bergembira
saat kegiatan bermain “tebak ekspresi wajah”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa aksi yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah
dipandang efektif. Keberhasilan dari aksi
yang telah dilakukan tentunya tidak
terlepas dari beberapa faktor pendukung. Adapun faktor pendukung keberhasilan
tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Sarana
dan Prasarana Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung
seperti adanya media (alat dan bahan) dalam proses pembelajaran. 2.
Pengetahuan
Pengetahuan yang telah didapatkan selama mengikuti
pelaksanaan pendidikan profesi dalam jabatan telah mengantarkan penulis untuk
dapat menyusun perangkat pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik
terintegrasi PJBL. Penulis dapat menyusun sintaks sesuai dengan urutan dan
dapat menerapkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3.
Pihak
terkait Kontribusi dari pihak terkait seperti orangtua, peserta didik, rekan sejawat dan kepala sekolah merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi berlangsungnya aksi yang dilakukan. Respons dari lingkungan
terkait aksi yang dilakukan adalah teman sejawat memberikan apresiasi dengan
bersama-sama menonton kembali video yang telah diedit dan memperhatikan
langkah-langkah pada proses pembelajaran yang tertulis pada video dan
menyampaikan bahwa akan menjadi acuan, peserta didik merasa senang dengan
penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan ditunjukkan dengan sikapantusiasnya
selama proses berlangsung. Pembelajaran yang
didapatkan dari keseluruhan proses adalah : Memahami bahwa penerapan strategi
pembelajaran yang tepat seperti penggunaan model PJBL dan pendekatan
saintifik serta mengaitkan pembelajaran dengan TPACK dapat menjadi alternatif
bagi pendidik anak usia dini dalam menstimulasi perkembangan peserta didik
termasuk kemampuan dalam mengungkapkan bahasa ekspresif. |
Dokumentasi Pelaksanaan
Mengamati
(Saintifik)
Mengumpulkan
Informasi
Mendesain
Jadwal (PJBL)
Mengasosiasikan
pengetahuan melalui kegiatan bermain (saintifik) / Memonitor Kemajuan Proyek (PJBL)
Bermain
“Tebak Ekspresi Wajah”
Referensi:
Sari, F., Suardana, I. M., & Zainuddin, M.
(2020). Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak
Kelompok B. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 5(4),
498-502. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v5i4.13368
Sari, A. Y., & Zulfah, U. (2017).
Implementasi pembelajaran project based learning untuk anak usia dini. MOTORIC, 1(1),
10-10. https://doi.org/10.31090/paudmotoric.v1i1.547
Heriana, H., Herman, H., & Zainuddin, I.
(2021). Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Melalui Metode Pendekatan
Saintifik Pada Kelompok B TK Runiah School Makassar. Jurnal Profesi
Kependidikan, 2(1 Apr). https://ojs.unm.ac.id/JPK/article/view/27191
Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Eliza, D. (2021). Pelaksanaan Perkembangan Bahasa pada
Balita di Taman Penitipan Anak Twin Course Pasaman Barat. Jurnal Pendidikan Tambusai,
5(1), 647-650. https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/download/1001/898
No comments:
Post a Comment