Monday, September 19, 2022

BEST PRACTICES BUADANANI

 

LK 3.1 MENYUSUN BEST PRACTICE 


Oleh:

Buadanani

 

 

 

 

PPG DALAM JABATAN  KATEGORI 1

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2022

 

Pendekatan Saintifik Terintegrasi Project Based Learning (PJBL) dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Ekspresif  pada Anak Usia 5 – 6 Tahun  di  TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau

 

Lokasi

TK Negeri Pembina Kandis-Kabupaten Siak-Riau

Lingkup Pendidikan

PAUD

Tujuan yang ingin dicapai

Mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif pada Anak usia 5 -6 Tahun di TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau

Penulis

Buadanani

Tanggal

18 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 

Keterampilan berbahasa sangat dibutuhkan bagi semua individu. Peserta didik merupakan individu yang tentunya membutuhkan komunikasi dengan orang-orang  disekitar.   Hal ini disebabkan keterampilan berbahasa merupakan modal untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sosial dan karakter peserta didik. Bahasa ekspresif merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang berpengaruh secara signifikan pada perkembangan peserta didik. Bahasa ekspresif merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan apa yang menjadi keinginannya. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila seseorang mengadakan hubungan dengan orang lain (Sari, F., Suardana, I. M., & Zainuddin, M,  2020). Anak yang sedang tumbuh dan berkembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna, sehingga anak harus mampu mengolah kalimat sederhana untuk membantu mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Mulai  dari  melakukan  interaksi  satu  sama  lain,  melakukan  pembelajaran  dan perkembangan(Eliza, 2021).

Menurut Heriana, H., Herman, H., & Zainuddin, I. (2021) Kemampuan berbahasa anak merupakan hal penting dalam melakukan kegiatan bermain pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini pada pasal 5 tertulis bahwa program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.

 

Sebagai pendidik yang merupakan pelaksana dalam proses pembelajaran, tentunya memiliki peranan dan tanggung jawab untuk melakukan perubahan metode ataupun pendekatan dalam proses pembelajaran. Pendidik dapat menerapkan strategi pembelajaran bervariasi yang menunjang kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan pada peserta didik. Berbagai strategi pembelajaran dapat diterapkan diiantaranya adalah pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran saintifik pada anak usia dini mengubah paradigma dari teacher center menjadi student center. Peserta didik tidak lagi dianggap sebagai tokoh pasif yang hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh pendidik. Namun peserta didik mendapatkan kesempatan untuk luwes dan aktif dalam proses pembelajaran.

Project Based Learning adalah pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip contructivis, problem solving, inquiri riset, integrated studies dan menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasi (Sari & Zulfah, 2017). Project Based Learning merupaka model pembelajaran yang diawali dengan tahapan mengumpulkan informasi berupa gagasan dan pertanyaan anak-anak sesuai dengan topik yang dipilih lalu dikembangkan menjadi kegiatan belajar dan eksplorasisehingga adanya kegiatan komunikasipadapeserta didik.

 

Berawal dari identifikasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran yaitu ditemukan minimnya kemampuan berbahasa ekspresif pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran hal ini dikarenakan beberapa hal yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif dan inovatif menjadikan proses belajar mengajar menjadi beban yang memberatkan bagi peserta didik. Hal tersebut ditandai dengan tidak tersedianya kegiatan main yang menfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan berbahasa ekpresif, kegiatan main yang disediakan lebih dominan pada mengerjakan lembar kerja dan tidak adanya pemberian waktu khusus  untuk menceritakan hasil karya yang telah dibuat.

 

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penting adanya dilakukan perbaikan terkait  permasalahan yang terjadi. Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan praktik dengan judul “Pendekatan Saintifik Terintegrasi Project Based Learning (PJBL) dalam Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Ekspresif  pada Anak Usia 5 – 6 Tahun  di  TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau”

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

 

 

Untuk mencapai tujuan praktik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif melalui pendekatan saintifik paa anak usia 5 – 6 tahun di TK Negeri Pembina Kandis Kabupaten Siak Provinsi Riau terdapat beberapa tantangan. Beberapa tantangan tersebut dapat  dituliskan sebagai berikut :

1.      Bagaimana menyusun kegiatan main menyenangkan yang dapat mengoptimalkan kemampuan berbahasa ekspresif  pada peserta didik.

2.      Media apa yang menarik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif pada peserta didik.

3.      Metode pembelajaran apa yang digunakan dalam mengembangkan kemampuan berbahasaekspresif pada peserta didik.  

 

Untuk menjawab tantangan tersebut, maka perlu adanya masukan dan saran dari berbagai pihak. Adapun pihak yang terlibat adalah : orangtua peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, kepala sekolah, pengawas, pakar yang ahli dibidang pendidikan anak usia dini (dosen ,praktisi), dosen pengampu dan guru pamong serta teman-teman mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan angkatan 1 Universitas Khairun Ternate.

 

 

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

 

 

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan yaitu melakukan konsultasi dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas dan pakar. Konsultasi dilakukan dengan melakukan wawancara. Selain itu penulis juga melakukan kajian literatur terkait permasalahan yang dihadapi, menganalisis hasil wawancara dan kajian literatur sehingga memperoleh kesimpulan solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan.

 

Setelah memperoleh solusi untuk melaksanakan aksi maka penulis menyusun rencana aksi berupa perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Adapun topik (Tema/sub tema/sub-sub tema) pada aksi ini adalah tanaman buah pisang.

 

Strategi  yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunkan pendekatan SAINTIFIK dengan mengintegrasikan model pembelajaran PJBL (Project Bassed Learning) serta mengaitkan pembelajaran dengan TPACK menggunakan media audio visual, menghadirkan benda nyata terkait tema,  menciptakan kegiatan main yang mengakomodir agar adanya komunikasi yang maksimal antara guru dan peserta didik, menggunakan media tambahan berupa permainan tebak ekspresi wajah sehingga peserta didik termotivasi untuk berbicara ketika melihat media yang menarik berbentuk wajah.

 

Langkah Pendekatan Saintifik:

1.      Mengamati

Pada kegiatan ini, pendidik bersama dengan peserta didik mengamati video terkait topik serta mengamati benda asli yaitu buah pisang.

2.      Menanya

Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan apa yang telah diamati serta menstimulasi peserta didik untuk menanyakan topik kegiatan main yang akan dilakukan.

3.      Mengumpulkan Informasi

Peserta didik mencoba untuk mengumpulkan informasi terkait topik setalah melakukan kegiatan mengamati dan menanya. Menggabungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang didapatkan.

4.      Mengasosiasikan

Anak mengasosiasikan pengetahuan yang telah diterima melalui kegiatan bermain yaitu : membuat sate pisang, menemukan huruf yang hilang untuk membentuk kata pisang, menghias pola daun dan buah pisang menggunakan cara kolase dengan bahan daun pisang berwarna coklat, kuning dan hijau.

5.      Mengkomunikasikan

Guru memberikan kesempatan kepada Anak untuk menampilkan dan mempresentasikan hasil proyek yang telah dibuat di depan kelas.

 

Langkah PJBL:

1.      Menentukan pertanyaan mendasar

Guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait topik atau  tema pembelajaran.

2.      Mendesain Perencanaan Proyek

Tahap yang dilakukan pada saat ini adalah bersama-sama dengan peserta didik membahas terkait tata cara kegiatan permainan yang akan dilakukan.

3.      Menyusun Jadwal

Pendidik dan peserta didik menyusun jadwal dengan cara menentukan berapa kesempatan main dalam satu jenis kegiatan (4 orang dalam 1 jenis kegiatan) dan mebaca aturan bermain bersama-sama.

4.      Memonitor Kemajuan Proyek

Pendidik melakukan pendampingan selama peserta didik mengerjakan kegiatan main dengan mengajak berkomunikasi seperti “ apa rencana warna yang digunakan untuk kolase?, “ mau memilih pola yang mana?”, “menggunakan jenis pisang apa untuk membuat sate pisangnya?

5.      Menguji Hasil

Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menceritakan langkah-langkah dalam membuat proyek seperti bagaimana cara membuat sate pisang.

6.      Evaluasi Pengalaman

Pada langkah ini, pendidik merefleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan memberikan pertanyaan 5 W + 1 H.

 

Untuk mengembangkan bahasa ekspresif peserta didik memerlukan cara yang sesuai dengan tahap karakteristik  perkembangannya. Penulis menutup kegiatan pembelajaran dengan menggunakan permainan “ tebak ekspresi wajah” menggunakan media yang dibuat sendiri.

 

Dalam melakukan aksi tentu banyak sekali yang terlibat yaitu sebagai berikut:

1.      Peserta didik

2.      Orangtua Murid

3.      Pendidik (rekan sejawat)

4.      Tenaga Kependidikan

5.      Kepala Sekolah

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

 

Pelaksanaan aksi berdampak positif pada lingkungan sekitar. Adapun dampak dari aksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1.      Bagi pendidik

Setelah menerapkan pembelajaran  pendekatan saintifik terintegrasi PJBL dalam mengembangkan kemampuan berbahasa ekspresif pada anak usia 5 – 6 tahun dengan hasil yang efektif. Menjadikan hal yang memotivasi pendidik untuk menerapkan pendekatan saintifik terintegrasi PJBL dalam mengoptimalkan aspek  perkembangan lainnya.

 

2.      Bagi Rekan Sejawat

Sebagai acuan dan inspirasi strategi dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas masing-masing.

 

3.      Bagi Peserta Didik

Peserta didik aktif berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut terlihat peserta didik antusias untuk berbicara saat proses pembelajaran. Peserta didik berlomba-lomba untuk menyampaikan hasil yang telah diamati melalui adanya penggunaan TPACK (menggunakan laptop untuk menonton video terkait tema), peserta didik juga antusias untuk menceritakan langkah-langkah proyek yang telah dilakukan  “membuat sate pisang “ serta bergembira saat kegiatan bermain “tebak ekspresi wajah”.

 

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aksi yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah dipandang efektif.

 

Keberhasilan dari aksi yang  telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung. Adapun faktor pendukung keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung seperti adanya media (alat dan bahan) dalam proses pembelajaran.

2.      Pengetahuan

Pengetahuan yang telah didapatkan selama mengikuti pelaksanaan pendidikan profesi dalam jabatan telah mengantarkan penulis untuk dapat menyusun perangkat pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik terintegrasi PJBL. Penulis dapat menyusun sintaks sesuai dengan urutan dan dapat menerapkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

3.      Pihak terkait

Kontribusi dari pihak terkait seperti  orangtua, peserta didik, rekan sejawat  dan kepala sekolah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi berlangsungnya aksi yang dilakukan.

 

 

Respons dari lingkungan terkait aksi yang dilakukan adalah teman sejawat memberikan apresiasi dengan bersama-sama menonton kembali video yang telah diedit dan memperhatikan langkah-langkah pada proses pembelajaran yang tertulis pada video dan menyampaikan bahwa akan menjadi acuan, peserta didik merasa senang dengan penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan ditunjukkan dengan sikapantusiasnya selama proses berlangsung.

 

Pembelajaran yang didapatkan dari keseluruhan proses adalah : Memahami bahwa penerapan strategi pembelajaran yang tepat seperti penggunaan model PJBL dan pendekatan saintifik serta mengaitkan pembelajaran dengan TPACK dapat menjadi alternatif bagi pendidik anak usia dini dalam menstimulasi perkembangan peserta didik termasuk kemampuan dalam mengungkapkan bahasa ekspresif.

 

 

 

 

 

 

 

Dokumentasi Pelaksanaan

Mengamati (Saintifik)



 


 

 

 

 

 

 

 


Menanya (saintifik) / Menentukan Pertanyaan Mendasar (PJBL)



 

 

 

 

 


Mengumpulkan Informasi

 


 

 

 

 

 

 

 


Mendesain Jadwal (PJBL)




 

 

 

 

 

 

 

 


Mengasosiasikan pengetahuan melalui kegiatan bermain (saintifik) /  Memonitor Kemajuan Proyek (PJBL)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Mengkomunikasikan (Saintifik) / Menguji Hasil (PJBL)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Bermain “Tebak Ekspresi Wajah”

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Referensi:

Sari, F., Suardana, I. M., & Zainuddin, M. (2020). Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Kelompok B. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan5(4), 498-502. http://dx.doi.org/10.17977/jptpp.v5i4.13368

Sari, A. Y., & Zulfah, U. (2017). Implementasi pembelajaran project based learning untuk anak usia dini. MOTORIC1(1), 10-10. https://doi.org/10.31090/paudmotoric.v1i1.547

Heriana, H., Herman, H., & Zainuddin, I. (2021). Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak Melalui Metode Pendekatan Saintifik Pada Kelompok B TK Runiah School Makassar. Jurnal Profesi Kependidikan2(1 Apr). https://ojs.unm.ac.id/JPK/article/view/27191

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini

Eliza, D. (2021). Pelaksanaan Perkembangan Bahasa pada Balita di Taman Penitipan Anak Twin Course Pasaman Barat. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 647-650. https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/download/1001/898